Hai, kali ini aku mau berbagi pengalaman saat kami berdua, yaitu aku dan suami terinfeksi covid 19. Lalu anak- anak bagaimana? Puji Tuhan, saat kami mulai terinfeksi, anak-anak sedang liburan di rumah kakung dan Budhenya di Temanggung, jadi mereka aman. Dan lumayanlah, mengurangi kecemasan kami, karena mereka aman dari penyakit ini, dan kebetulan mereka juga enjoy berada disana. Ada mas dan mbaknya yang bisa jadi temen main yang handal, Budhenya dengan segala masakan dan cemilan yang enak-enak.
Kesempatan ini juga kami mau mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang membantu dengan segala perhatiannya. Baik materiil dan spirituil.
Masih ada banyak lagi yang ngga sempet kefoto, terima kasih banyak.
Warga RT yang sangat baik, ngirimi kami makanan, lauk, buah, pesenin gas, nanyain
kondisi dan segalanya.
Kakung, Budhe Maya, Pakdhe Eko, Mas Vian, Mba Citra dan pastinya Uti yang
ikut jagain mereka dari surga. Budhe Maya yang masakin tiap hari, diribetin dua
ponakan yang makannya banyak, hahaha...minta cemilan macem-macem. Mas Vi dan
Mba Citra yang ngajakin mereka main selama mereka di sana selama 1 bulan. Beneran
selama liburan mereka disana,hihihi...
Pakdhe Beni, Budhe Erna yang beliin herbal,masakin lauk yang tinggal
dipanasin aja, jadi ngga repot masak, bawain sayuran, buah, susu dan banyak
lagi.
Pakdhe Han dan Budhe Yuni yang dah beliin titipan special.
Lanjut ya, ke cerita inti saat terinfeksi covid-19 dari hari ke hari. Jadi awalnya
di kantorku ada yang positif di minggu ke 3 di bulan Juni. Dari satu terpapar,
lanjut beberapa staff berjatuhan. Akhirnya Sabtu tgl 19, kami Staff diminta
untuk swab antigen. Yang positif harus isoman, yang negatif boleh masuk kantor.
Sabtu tgl 19 Juni 2021, hasil swab antigenku negatif. Tetapi saat itu, kondisi
imunku memang agak turun. Suami jg hari malam minggu sampai minggu sedang
kurang enak badan karena Darting. Agak lumayan tensinya, sampai 160/90 kalau ngga
salah. Oya, minggu tgl 20 ini, rencana mau jemput anak-anak pulang, tetapi karena
suami darting, akhirnya batal jemput mereka. Puji Tuhan banget, kami batal
jemput anak-anak hari ini. Senin dan selasa, tensi suami sudah normal, dah merasa
baikan.
Rabu sore pulang kerja, badanku mulai ngga enak, mulai demam, suhu badan
tinggi sampai 39 0C, cek saturasi SpO2 hasilnya 94. Duh jadi takut,
ndelalah suami juga merasakan hal yang sama, meriang, suhu badan tinggi, pinggang
pegel-pegel. Semalaman juga kami berdua sama- sama suhu badan tinggi, untung
dirumah ada paracetamol, kami berdua minum, tetapi suhu badan tetap naik turun.
Day 1
Kamis pagi, 24 Juni 2021 kami berdua sepakat untuk periksa ke klinik langganan.
Pagi ini aku muncul gejala batuk pilek. Suami tensinya sudah normal, hanya
batuk dan demam. Setelah periksa dan screening, dokter menyarankan untuk swab
antigen. Akhirnya kami berdua swab di klinik dan hasilnya kami berdua positif. Oke,
tenang, kami berdua pasti bisa melalui ini, tetap semangat. Lalu kami
diresepkan beberapa obat sesuai dengan gejala masing- masing dan multivitamin. Lah,
kebetulan untuk antibiotik, klinik sedang kehabisan, maka kami harus mencari ke
apotik di luar, ternyata harganya lumayan, sebutirnya kurleb 10.000. Setelah
dari apotik, kami mampir sekalian ke puskesmas untuk melaporkan, lalu pulang ke
rumah, lapor ke Bu RT lewat WA saja. Lalu Bu RT posting di WAG RT. Hampir semua
warga memberikan dukungan, doa, dan perhatian. Puji Tuhan, terima kasih punya
tetangga yang baik-baik.
Day 2
Di hari kedua ini, demamku sudah turun, batuk pilek masih, masih bisa makan, tetapi rasa sudah ngga
enak. Suami masih demam, batuk kering, boyok masih linu, makan juga sudah ngga
enak rasanya. Tiap inget, kami selalu cek saturasi oksigen, pokoknya sesering
mungkinlah. Di wanti-wanti ponakan perawat yang kerja di rumah sakit Telogorejo
Semarang, saturasi di bawah 95% harus waspada, kalau bisa senam ( cari aja di utub,
senam untuk penderita covid) buat naikin saturasi, kalau tetap ngga bisa naik
dan saturasi 92% harus langsung ke IGD.
Day 3
Di hari ketiga pagi, aku sudah ngga demam sama sekali, batuk agak sakit di
dada, pilek juga masih, kepala mulai terasa senut-senut pusing gitu, punggung
dan pinggang mulai pegal-pegal dan linu gitu. Suami demamnya masih, batuknya
kering, sakit juga di dada, badan juga ngerasa linu-linu, katanya berasa
tulang-tulangnya dilepasin dari dagingnya. Seharian kami Cuma tidur-tiduran
aja, lemes rasanya. Sore hari, aku ngerasa ngga bisa ngrasain rasa dan nyium
apapun ngga ada baunya. Suami ngga ngalamin itu, tetapi dia malah indra
perasanya kacau, air putih dia bilang rasanya manis, lah kayak iklan dong... “kayak
ada manis-manisnya”. Suami mulai susah makan, makan apa-apa rasanya ngga enak. Cuma
kalau buah-buahan dia masih bisa makan.
Day 4
Rasanya ngga jauh beda dengan hari ke-4. Semakin ngga enak ajalah rasanya,
kalau malam sulit tidur. Jadi badanku itu rasanya linu-linu njarem gitu,
apalagi punggungku, kalau tiduran terus rasanya njarem, duduk kepala pusing,
serba ngga enak. Sore hari aku diare, rasanya ngga karuan, lama banget di
toilet, rasanya kayak mau lairan gitu mulesnya, sampai keringat dingin, bajuku
sampai basah, lemes banget, krues-krues gitu. Suami lagi tiduran lemes gitu,
aku mintain tolong buatin oralit ( browsing dia takarannya). Nah, ada untungnya
aku anosmia, jadi oralit segelas yang rasanya ngga enak itu, tandas semua.
Day 5
Hari ini gejala masih sama dengan kemarin, cuma aku udah ngga diare, kemarin
dibuatin oralit 2x sama suami. Batuk suami mulai sakit banget katanya, dahak
ngga bisa keluar. Mulai sering senam pernafasan, biar batuknya ngga sakit-sakit
banget. Hanya berani nafas pendek-pendek. Kalau batuknya kenceng, dadanya sakit
banget. Duh, sedih banget deh kalau denger pas batuknya..hiks hiks..
Hari ini, 28 Juni si Kakak ulang tahun, duh sedih juga sebenarnya ngga bisa
ngerayain bareng. Tapi Puji Tuhan, Budhenya udah nyiapin ultah sederhana
dirumahnya, makasih banyak ya Budhe. Mau video call juga kami berdua masih ngga
sanggup, takut pada liatin kondisi kami, apalagi kalo Kakung lihat, takutnya
nanti malah kepikiran. Pokoknya udah wanti-wanti Budhe Maya, kalo kami baik-
baik aja, jangan kuatir.
Day 6
Oya di lingkungan RT ini, yang terpapar juga lumayan banyak ada 9 yang
barengan, tetapi kalau di lihat dari yang terpapar, sudah pasti bukan dari
sini, tetapi dari aktivitas kami masing-masing di luar lingkungan RT, karena
keluarga yang kena kebetulan ngga pernah saling ketemu. Pagi ini, kami berjemur
( oya, tiap pagi kami selalu berjemur sekitar 1 jam, sampai keringatan) sambil
WA nan dengan tetangga yang sama-sama terpapar, kami memang sering bertukar kabar.
Nah pagi ini, dapat kabar kalau Om Aryo ( damai dan bahagia bersama Bapa dan
para kudusNya di surga ya Om ) dari kemarin nyari ambulance ngga dapat-dapat,
padahal saturasi sudah jauh dibawah 92%, duh ikut bingung. Kami nawarin mobil
untuk dipakai aja ke IGD, tetapi keluarga bingung, karena ngga ada sopir yang
berani nganteri. Trus suami bilang, udah yuk anterin aja, toh kita sama-sama positif,
ngga bakalan ketularan. Suami kutanyain, apakah sudah kuat nyetir? Semalem aja
batuknya masih ngeri gitu. Wis gpp, pelan-pelan aja asal selamat sampai IGD RS.
Kami tetap lapor ke RT kalau mau keluar rumah untuk nganter ke RS.
Day 7
Semalem suami batuk parah lagi, sampai dia pindah kamar biar ngga ganggu
aku. Pagi ini dia baru cerita kalau semalem batuknya sakit banget, sampai dada
sesak, tapi saturasi masih aman katanya. Duh, sedih banget..aku mulai melo
disini, kayak nyalahin diri sendiri, karena aku yang bawa virus ini masuk ke
rumah, nularin dia, dan sakitnya lebih parah dia daripada aku. Aku doanya,
sembuhkanlah kami, pertemukan kami dengan anak-anak.
Day 8
Ganti bulan, 1 Juli 2021. Gejalaku sudah mulai membaik, tinggal batuk sama
pilek aja, badan linu-linu sudah ngga sakit banget, indra perasa dan penciuman
masih ngga bisa. Suami masih sakit batuknya, tetapi katanya sudah ngga sesakit
kemarin. Intinya hari ini sudah lebih baik.
Day 9 - 14
Semakin hari, kami berdua semakin sehat, batuk dan pilek mulai mereda, tetapi kalau batuk memang paling lama sembuhnya. Oya, badan juga masih gampang capek, jadi kami melakukan kegiatan-kegiatan sehari-hari harus tau diri, jangan terlalu capek.
Hari ke 14 tanggal 7 Juli 2021, masa isoman kami sudah selesai, Puji Tuhan kami semakin sehat, dan bisa melewati masa- masa sakit dengan aman, kami berdua bisa bertemu dan berkumpul lagi dengan anak- anak. kangen banget rasanya ngga ketemu mereka selama 1 bulan. Kangen uyel-uyel mereka, godain mereka, masakin mereka, marahin mereka,hahaha...
Indra penciuman dan perasaku sudah pulih sekarang, aku agak lupa kapan mulai bisa nyium sama ngrasain, kayaknya sih memang bertahap...
Untuk semua yang udah baca curhatanku, terima kasih ya...ku doakan semoga semua selalu sehat.