19 Juli 2021

Terpapar Covid 19 bersama suami ( 24 Juni 2021 - 7 Juli 2021)

Hai, kali ini aku mau berbagi pengalaman saat kami berdua, yaitu aku dan suami terinfeksi covid 19. Lalu anak- anak bagaimana? Puji Tuhan, saat kami mulai terinfeksi, anak-anak sedang liburan di rumah kakung dan Budhenya di Temanggung, jadi mereka aman. Dan lumayanlah, mengurangi kecemasan kami, karena mereka aman dari penyakit ini, dan kebetulan mereka juga enjoy berada disana. Ada mas dan mbaknya yang bisa jadi temen main yang handal, Budhenya dengan segala masakan dan cemilan yang enak-enak. 

Kesempatan ini juga kami mau mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang membantu dengan segala perhatiannya. Baik materiil dan spirituil.





Masih ada banyak lagi yang ngga sempet kefoto, terima kasih banyak.

Warga RT yang sangat baik, ngirimi kami makanan, lauk, buah, pesenin gas, nanyain kondisi dan segalanya.

Kakung, Budhe Maya, Pakdhe Eko, Mas Vian, Mba Citra dan pastinya Uti yang ikut jagain mereka dari surga. Budhe Maya yang masakin tiap hari, diribetin dua ponakan yang makannya banyak, hahaha...minta cemilan macem-macem. Mas Vi dan Mba Citra yang ngajakin mereka main selama mereka di sana selama 1 bulan. Beneran selama liburan mereka disana,hihihi...

Pakdhe Beni, Budhe Erna yang beliin herbal,masakin lauk yang tinggal dipanasin aja, jadi ngga repot masak, bawain sayuran, buah, susu dan banyak lagi.

Pakdhe Han dan Budhe Yuni yang dah beliin titipan special.

 

Lanjut ya, ke cerita inti saat terinfeksi covid-19 dari hari ke hari. Jadi awalnya di kantorku ada yang positif di minggu ke 3 di bulan Juni. Dari satu terpapar, lanjut beberapa staff berjatuhan. Akhirnya Sabtu tgl 19, kami Staff diminta untuk swab antigen. Yang positif harus isoman, yang negatif boleh masuk kantor. Sabtu tgl 19 Juni 2021, hasil swab antigenku negatif. Tetapi saat itu, kondisi imunku memang agak turun. Suami jg hari malam minggu sampai minggu sedang kurang enak badan karena Darting. Agak lumayan tensinya, sampai 160/90 kalau ngga salah. Oya, minggu tgl 20 ini, rencana mau jemput anak-anak pulang, tetapi karena suami darting, akhirnya batal jemput mereka. Puji Tuhan banget, kami batal jemput anak-anak hari ini. Senin dan selasa, tensi suami sudah normal, dah merasa baikan.

Rabu sore pulang kerja, badanku mulai ngga enak, mulai demam, suhu badan tinggi sampai 39 0C, cek saturasi SpO2 hasilnya 94. Duh jadi takut, ndelalah suami juga merasakan hal yang sama, meriang, suhu badan tinggi, pinggang pegel-pegel. Semalaman juga kami berdua sama- sama suhu badan tinggi, untung dirumah ada paracetamol, kami berdua minum, tetapi suhu badan tetap naik turun.

Day 1

Kamis pagi, 24 Juni 2021 kami berdua sepakat untuk periksa ke klinik langganan. Pagi ini aku muncul gejala batuk pilek. Suami tensinya sudah normal, hanya batuk dan demam. Setelah periksa dan screening, dokter menyarankan untuk swab antigen. Akhirnya kami berdua swab di klinik dan hasilnya kami berdua positif. Oke, tenang, kami berdua pasti bisa melalui ini, tetap semangat. Lalu kami diresepkan beberapa obat sesuai dengan gejala masing- masing dan multivitamin. Lah, kebetulan untuk antibiotik, klinik sedang kehabisan, maka kami harus mencari ke apotik di luar, ternyata harganya lumayan, sebutirnya kurleb 10.000. Setelah dari apotik, kami mampir sekalian ke puskesmas untuk melaporkan, lalu pulang ke rumah, lapor ke Bu RT lewat WA saja. Lalu Bu RT posting di WAG RT. Hampir semua warga memberikan dukungan, doa, dan perhatian. Puji Tuhan, terima kasih punya tetangga yang baik-baik.

Day 2

Di hari kedua ini, demamku sudah turun, batuk pilek masih,  masih bisa makan, tetapi rasa sudah ngga enak. Suami masih demam, batuk kering, boyok masih linu, makan juga sudah ngga enak rasanya. Tiap inget, kami selalu cek saturasi oksigen, pokoknya sesering mungkinlah. Di wanti-wanti ponakan perawat yang kerja di rumah sakit Telogorejo Semarang, saturasi di bawah 95% harus waspada, kalau bisa senam ( cari aja di utub, senam untuk penderita covid) buat naikin saturasi, kalau tetap ngga bisa naik dan saturasi 92% harus langsung ke IGD.

Day 3

Di hari ketiga pagi, aku sudah ngga demam sama sekali, batuk agak sakit di dada, pilek juga masih, kepala mulai terasa senut-senut pusing gitu, punggung dan pinggang mulai pegal-pegal dan linu gitu. Suami demamnya masih, batuknya kering, sakit juga di dada, badan juga ngerasa linu-linu, katanya berasa tulang-tulangnya dilepasin dari dagingnya. Seharian kami Cuma tidur-tiduran aja, lemes rasanya. Sore hari, aku ngerasa ngga bisa ngrasain rasa dan nyium apapun ngga ada baunya. Suami ngga ngalamin itu, tetapi dia malah indra perasanya kacau, air putih dia bilang rasanya manis, lah kayak iklan dong... “kayak ada manis-manisnya”. Suami mulai susah makan, makan apa-apa rasanya ngga enak. Cuma kalau buah-buahan dia masih bisa makan.

Day 4

Rasanya ngga jauh beda dengan hari ke-4. Semakin ngga enak ajalah rasanya, kalau malam sulit tidur. Jadi badanku itu rasanya linu-linu njarem gitu, apalagi punggungku, kalau tiduran terus rasanya njarem, duduk kepala pusing, serba ngga enak. Sore hari aku diare, rasanya ngga karuan, lama banget di toilet, rasanya kayak mau lairan gitu mulesnya, sampai keringat dingin, bajuku sampai basah, lemes banget, krues-krues gitu. Suami lagi tiduran lemes gitu, aku mintain tolong buatin oralit ( browsing dia takarannya). Nah, ada untungnya aku anosmia, jadi oralit segelas yang rasanya ngga enak itu, tandas semua.

Day 5

Hari ini gejala masih sama dengan kemarin, cuma aku udah ngga diare, kemarin dibuatin oralit 2x sama suami. Batuk suami mulai sakit banget katanya, dahak ngga bisa keluar. Mulai sering senam pernafasan, biar batuknya ngga sakit-sakit banget. Hanya berani nafas pendek-pendek. Kalau batuknya kenceng, dadanya sakit banget. Duh, sedih banget deh kalau denger pas batuknya..hiks hiks..

Hari ini, 28 Juni si Kakak ulang tahun, duh sedih juga sebenarnya ngga bisa ngerayain bareng. Tapi Puji Tuhan, Budhenya udah nyiapin ultah sederhana dirumahnya, makasih banyak ya Budhe. Mau video call juga kami berdua masih ngga sanggup, takut pada liatin kondisi kami, apalagi kalo Kakung lihat, takutnya nanti malah kepikiran. Pokoknya udah wanti-wanti Budhe Maya, kalo kami baik- baik aja, jangan kuatir.

Day 6

Oya di lingkungan RT ini, yang terpapar juga lumayan banyak ada 9 yang barengan, tetapi kalau di lihat dari yang terpapar, sudah pasti bukan dari sini, tetapi dari aktivitas kami masing-masing di luar lingkungan RT, karena keluarga yang kena kebetulan ngga pernah saling ketemu. Pagi ini, kami berjemur ( oya, tiap pagi kami selalu berjemur sekitar 1 jam, sampai keringatan) sambil WA nan dengan tetangga yang sama-sama terpapar, kami memang sering bertukar kabar. Nah pagi ini, dapat kabar kalau Om Aryo ( damai dan bahagia bersama Bapa dan para kudusNya di surga ya Om ) dari kemarin nyari ambulance ngga dapat-dapat, padahal saturasi sudah jauh dibawah 92%, duh ikut bingung. Kami nawarin mobil untuk dipakai aja ke IGD, tetapi keluarga bingung, karena ngga ada sopir yang berani nganteri. Trus suami bilang, udah yuk anterin aja, toh kita sama-sama positif, ngga bakalan ketularan. Suami kutanyain, apakah sudah kuat nyetir? Semalem aja batuknya masih ngeri gitu. Wis gpp, pelan-pelan aja asal selamat sampai IGD RS. Kami tetap lapor ke RT kalau mau keluar rumah untuk nganter ke RS.

Day 7

Semalem suami batuk parah lagi, sampai dia pindah kamar biar ngga ganggu aku. Pagi ini dia baru cerita kalau semalem batuknya sakit banget, sampai dada sesak, tapi saturasi masih aman katanya. Duh, sedih banget..aku mulai melo disini, kayak nyalahin diri sendiri, karena aku yang bawa virus ini masuk ke rumah, nularin dia, dan sakitnya lebih parah dia daripada aku. Aku doanya, sembuhkanlah kami, pertemukan kami dengan anak-anak.

Day 8

Ganti bulan, 1 Juli 2021. Gejalaku sudah mulai membaik, tinggal batuk sama pilek aja, badan linu-linu sudah ngga sakit banget, indra perasa dan penciuman masih ngga bisa. Suami masih sakit batuknya, tetapi katanya sudah ngga sesakit kemarin. Intinya hari ini sudah lebih baik.

Day 9 - 14

Semakin hari, kami berdua semakin sehat, batuk dan pilek mulai mereda, tetapi kalau batuk memang paling lama sembuhnya. Oya, badan juga masih gampang capek, jadi kami melakukan kegiatan-kegiatan sehari-hari harus tau diri, jangan terlalu capek. 

Hari ke 14 tanggal 7 Juli 2021, masa isoman kami sudah selesai, Puji Tuhan kami semakin sehat, dan bisa melewati masa- masa sakit dengan aman, kami berdua bisa bertemu dan berkumpul lagi dengan anak- anak. kangen banget rasanya ngga ketemu mereka selama 1 bulan. Kangen uyel-uyel mereka, godain mereka, masakin mereka, marahin mereka,hahaha...

Indra penciuman dan perasaku sudah pulih sekarang, aku agak lupa kapan mulai bisa nyium sama ngrasain, kayaknya sih memang bertahap...

Untuk semua yang udah baca curhatanku, terima kasih ya...ku doakan semoga semua selalu sehat.




Our Journey

Daisypath Anniversary tickers